Sabtu, 27 April 2013

MAKALAH PENYEDIAAN AIR BERSIH

-->
-->
MAKALAH PAB

PENJERNIHAN AIR
DENGAN METODE AERASI









DISUSUN OLEH:

JULMIATY
K201102152
CLASS EPIDEMIOLOGY


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARKAT STIKES MANDALA WALUYA KENDARI




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Penjernihan Air Dengan Tehnik Aerasi”.
            Sholawat dan Salam semoga tercurahkan keharibaan junjungan alam yakni Nabi Muhammad saw yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi syafa'at di yaumil akhir nanti.
            Penyusun berusaha semaksimal mungkin agar penyajian Makalah ini dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan tentang pembuatan alat penjernih air agar kita selalu bisa mendapatkan air yang bersih.
            Di dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari Dosen pembimbing akan kami terima dengan senang hati.
            Mudah-mudahan, Makalah ini dapat bermanfaat untuk mendapatkan air bersih dalam kehidupan kita sehari-hari.  

                                                                                               Kendari,15 April 2013

                                                                                                          Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

       1.2  RUMUSAN MASALAH 
               Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul 
               rumusan masalah sebagai berikut   
  •   Bagaimana standar kualitas air murni?
    •   Bagaimana proses pengolahan air bersih?
    •   Bagaimana proses penjernihan air dengan teknik aerasi?
      1.3  TUJUAN PENULISAN
              Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
    • Untuk mengetahui standar kualitas air murni 
    •  Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih
    • Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses penjernihan air 
    • Untuk mengetahui cara/proses penjernihan air dengan tehnik aerasi.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. 2.1   STANDAR KUALITAS AIR MURNI
Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama yaitu: (1) Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), (2) Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan (3) Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
1.   Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati, maupun oksigen dari udara.
Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air .
Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
2.      BOD dan COD
Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar, umumnya digunakan uji BOD dan atau COD.
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air.
Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menujukkan jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen. Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat.
Bahan organik dalam air bersifat:
a)      Bahan organikz  yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD. Dari segi kualitas air minum harus memenuhi : 
Ø  Syarat fisik seperti :
  • Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau

  • Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC

  • Harus jernih

  • Ø Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.
  1. 2.2  PENGOLAHAN AIR BERSIH 
  •   Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka selain tawas digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporlt berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman yanq terjadi karena penggunaan tawas.Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah dan air pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa prosses. Mengenai prosses yang perlu diterapkan tergantung dari kwalitas air baku tersebut. Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara lain:
    •      Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan.
    •  Proses oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai.
    • Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga. Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.
    •   Proses filtrasi (karbon aktif), proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilakan tidak mengandung bakteri (steril) dan rasa serta aroma air.
    • Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini menggunakan proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.
  1. 2.3  PENJERNIHAN AIR DENGAN SISTEM AERASI
§    Tujuan Penjernihan Air
     Proses Penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh     air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
    •       Menghilangkan gas-gas terlarut
    •     Menghilangkan rasa yang tidak enak
    •     Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya
    •   Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industri
    •     Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif pada pipa atau saluran air lainnya.
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi tau filtrasi.
Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke udara. Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses absorpsi (penyerapan gas) dan desorbsi (pelepasan gas). Sedangkan fungsi dari aerasi adalah:
    •    Penambahan julah oksigen
    •     Penurunan jumlah karbon dioksida
    •     Menghilangkan hidrogen sulfida (Hws), metana (CH4), dan berbagai senyawa organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan dengan rasa dan bau.
·         Proses ini telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi (mengurangi kandungan konsentrasi zat terlarut). Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras, dan memberikan noda hitam kecoklat-coklatan pada pakaian yang dicuci.
  1. 2.4  Proses Aerasi
Oksigen yang ada di udara, melalui proses aerasi akan bereaksi dengan senyawa ferrous dan manganous terlarut merubahnya menjadi  ferri(FE) dan manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Selain itu dilanjutkan dengan pengendapan (sedimentasi dan penyaringan (filtrasi). Oksigen terhadap senyawa besi dan mangan di dalam air tidak selalu terjadi dalam waktu cepat. Bila air mengandung zat organik, pembentukan endapan besi dan mangan melalui aerasi terlihat sangat tidak efektif.
Pada pengolahan air minum, kebanyakan dilakukan dengan  menyebarkan air agar kontak dengan udara di atas lempengan tipis atau melaui tetesan-tetesan air yang kecil (waterfall aerators? Aerator air terjun) atau debgan mencampur air dengan gelembung-gelembung udara(bubble aerator). Dengan kedua cara tersebut, oksigen pada air dapat dinaikkan sampai 60-80% (dari jumlah oksigen tertinggi,yakni air yang mengandubg oksigen sampai jenuh. Pada aeraor air terjun, dapat cukup besar menghilangkan gas-gas yang terdapat dalam air dan cukup berarti menurunkan karbon dioksida, tetapi tidak memadai bila air yang diolah sangat korosif. Pengolahan selanjutnya seperti pembubuhan kapur atau dengan saringan marmer atau dolomite yang dibakar.
  1.   AERASI DAN OKSIGENASI
Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air. Efektifitas dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang bersinggungan langsung dengan udara. Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi.
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen ke dalam perairan contohnya pada proses aerasi. Sumber utama dalam peraairan adalah hasil difusi langsung dari udara yang terbawa oleh air hujan maupun air masuk dan hasil dari fotosintesis fitoplankton atau tanaman hijau. Daya larut oksigen juga dipengaruhi oleh suhu dan salinitas air. Pada aplikasinya dilapangan aerasi dan oksigenasi dapat dilihat pada earasi tambak pada kincir air.
Upaya untuk memberikan suplai oksigen secara terus menerus hingga memenihi kolom perairan tambak dapat digunakan alat kincir, namun pemakaian yang lebih baik harus memperhatikan flutuasi harian oksigen terlarut dalam tambak dan kondisi ikan atau udang pemeliharaan. Semakin banyak atau besar ukuran udang atau ikan peliharaan semakin besar pula kebutuhan oksigen. Aerasi dan oksigenasi banyak digunakan pada tambak-tambak atau kolam-kolam ikan dan udang untuk keperluan pemambahan oksigen. Selain untuk menyalurkan oksigen secara merata di perairan kolam atau tambak proses aerasi dan oksigenasi juga dapat meratakan suhu di perairan tersebut. Proses aerasi dan oksigenasi pada tambak sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup udang.
·                    AERASI DAN AGITASI
Oksigen dalam fermentasi aerob dapat dipandang sebagai zat nutrisi yang penting seperti halnya zat-zat nutrisi yang lain. Zat-zat nutrisi lain seperti glukosa dapat dengan mudah dilarutkan sampai kadar yang cukup besar (misal : 10.000 mg/l); tetapi oksigen mempunyai kelarutan yang sangat kecil (kurang dari 10 mg/l) sehingga populasi oksigen yang kontinyu (aerasi) sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan oksigen bagi mikrobia.
Proses aerasi tidak terlepas dari proses pengadukan (agitasi). Hembusan udara dari suatu kompresor ke dalam suatu larutan medium selain memberikan aerasi juga pengadukan. Pengadukan ini kadang-kadang ditambah dengan pengadukan mekanik untuk meningkatkan kecepatan pemindahan oksigen dari fase gas ke sel mikrobia. Dengan demikian aerasi dan agitasi tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan oksigen juga untuk menjaga mikrobia tetap tersuspensi dan larutan medium tetap homogen.
Aerasi dan agitasi dalam skala laboratorium biasanya dilaksanakan dengan menggoyang-goyangkan labu berisi larutan (shaken flask culture). Dalam skala lebih besar, aerasi diberikan dengan cara menghembuskan udara bertekanan ke dalam cairan medium dan kadang-kadang dilaksanakan pengadukan mekanik. Aerasi dan agitasi dalam skala laboratorium mudah dilaksanakan, akan tetapi untuk skala industri perlu mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan aerasi dan agitasi banyak menyerap biaya operasi.
Dalam uraian ini akan diberikan beberapa hal yang berkaitan dengan :
  • Kebutuhan oksigen dalam proses fermentasi (aerob)
  • Kuantifikasi transfer oksigen
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer oksigen ke dalam larutan medium atau hubungan-hubungan antara koefisien transfer oksigen dan variabel-variabel operasional pada fermentor.

·         PENGARUH TINGKAT AGITASI
Tingkat agitasi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap efisiensi transfer oksigen di dalam fermentasi dengan pengadukan mekanik. Agitasi sangat membantu proses transfer oksigen di dalam fermentor dengan cara sebagai berikut:
§  Agitasi menyebabkan ukuran gelembung udara menjadi lebih kecil sehingga luas permukaan untuk terjadinya transfer oksigen menjadi lebih besar.
§  Agitasi menyebabkan waktu tinggal gelembung udara di medium menjadi lebih lama.
§  Agitasi mencegah bergabungnya kembali gelembung-gelembung udara yang sudah ada.
§  Agitasi memperkecil tebal lapisan film pada permukaan antar fase gas dan cairan karena sifat alir fluida yang menjadi tubulen.
Tingkat agitasi dapat diukur berdasarkan tenaga yang dikonsumsi oleh motor yang menggerakkannya. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencari hubungan-hubungan antara konsumsi tenaga yang diperlukan dengan KLa, sehingga dengan hubungan-hubungan yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan tenaga yang dibutuhkan dalam desain dan scale-up. Problem utama yang dijumpai adalah langkanya informasi.

  




BAB III
PENUTUP
  1. 3.1  Kesimpulan:
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut di dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aersi itu mencampurkan air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air dibuat mengalami kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam air tersebut. Dengan meningkatnya oksigen zat-zat mudah menguap seperti hiddrogen sulfide dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dapat dihilangkan. Kandungan karbondioksida dalam air akan berkurang. Mineral yang larut seprti besi dan mangan akan teroksidasi mementuk endapan yang dapat dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
  1. 3.2 Saran



DAFTAR PUSTAKA

ü  http://tscumum2011.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html#RmKFIEhDyg3JMMKw.99